Kamis, 29 September 2011

Peterpan - Topeng.mp3 - 4shared.com - online file sharing and storage - download - Peterpan - Topeng.mp3

Peterpan - Topeng.mp3 - 4shared.com - online file sharing and storage - download - <a href="http://www.4shared.com/audio/-bYYvsqK/Peterpan_-_Topeng.html" target="_blank">Peterpan - Topeng.mp3</a>

Rabu, 28 September 2011

SEJARAH INTERNET

Internet : Sejarah Dan Pengertian Tentang Internet,iseng aja :D sudah beberapa tahun nyari makan dari internet,tapi kalau di tanya “Apa sih internet itu?” dan beberapa pertanyaan sejenis suka kelabakan sendiri ha ha ha maklum sekolah aja cuma sampai smp :( langsung saja
Pengertian Internet
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya.
Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini digunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data.
Untuk dapat ikut serta menggunakan fasilitas Internet, biasanya Anda harus berlangganan ke salah satu ISP (Internet Service Provider) yang ada di kota Anda. ISP ini biasanya disebut penyelenggara jasa internet ataupun Anda dapat menggunakan fasilitas dari Telkom yakni Telkomnet Instan.
Dengan memanfaatkan internet, pemakaian komputer di seluruh dunia dimungkinkan untuk saling
berkomunikasi dan pemakaian bersama informasi dengan cara saling kirim e-mail, menghubungkan ke komputer lain, mengirim dan menerima file, membahas topik tertentu pada newsgroup dan lain-lain.
Fasilitas Internet
Fasilitas-Fasilitas yang dapat Anda manfaatkan dengan menggunakan internet, diantaranya :
- Web, adalah fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, bunyi, animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk memudahkan Anda membaca data dan informasi tesebut Anda dapat mempergunakan web browser seperti Internet Explorer ataupun Netscape.
- E-Mail (Electronic Mail), dengan fasilitas ini Anda dapat mengirim dan menerima surat elektronik (e-mail) pada/dari pemakai komputer lain yang terhubung di internet, dan dapat menyertakan file sebagai lampiran (attachment).
NEXThttp://nurulhakim.com/2011/07/internet-sejarah-dan-pengertian-tentang-internet/2

kekalahan PERSIPURA

Piala AFC 2011

Jacksen Optimistis Persipura Sukses di Irak

"Saya ingin anak-anak lebih mampu mengevaluasi kekurangannya di leg pertama."26 September 2011, 08:51 WIB

Striker Persipura Boaz Solossa (kanan) (VIVAnews/ Muhamad Solihin)
VIVAnews - Persipura Jayapura dalam kepercayaan diri tinggi jelang leg kedua perempat final Piala AFC 2011 menghadapi Arbil SC, Selasa 27 September 2011. Tim Mutiara Hitam yakin bisa mengalahkan Arbil dan lolos ke babak semifinal.

Setelah kalah 2-1 pada leg pertama yang berlangsung di Stadion Mandala, Jayapura, 13 September lalu, Persipura wajib menang dengan selisih dua gol atas Arbil di leg kedua jika ingin lolos ke babak semifinal.

Tugas berat telah menanti Persipura di Stadion Franso Hariri, namun pelatih Jacksen F Tiago tetap percaya diri Boaz Solossa dan kawan-kawan bisa menang atas Arbil.

"Persiapan kami cukup bagus dengan terus melakukan evaluasi teknik individu pemain, serta mempertajam koordinasi antar lini. Rekaman pertandingan leg pertama di Mandala selalu kami tonton untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan kami maupun Arbil," tegas Jacksen.

"Saya ingin anak-anak lebih mampu mengevaluasi kekurangannya di leg pertama. Saya juga ingin kelemahan lawan bisa dimanfaatkan," lanjut pelatih asal Brasil tersebut.

Jacksen menilai salah satu kelemahan Persipura di leg pertama adalah kurang disiplin di masing-masing lini. Jacksen juga mengaku senang dengan persiapan yang dimiliki tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut.

Persipura sendiri telah tiba di Irak kemarin, Minggu 25 September 2011. "Dengan tiba lebih cepat di Irak, kami berharap langsung bisa beradaptasi dengan cuaca setempat dan melakukan pengenalan lapangan," papar Jacksen.

Skuad Persipura vs Arbil:


Yoo Jae Hoon, Ferdiansyah, Yohanes Tjoe, Victor Igbonefo, Bio Pauline Piere, Ortizan Solossa, Ian Louis Kabes, Gerald Pangkali, Zah Rahan, Boaz Solossa, Titus Bonay, Tinus Pae, Marko Kabiay, Ricardo Salampessy, Stevie Bonsapia, Lukas Mandowen, Immanuel Padwa, David Laly.



















Rabu, 21 September 2011

Teknik Routing Internet


Teknik Routing Internet

Konsep IP address, network address, subnet mask, broadcast address merupakan dasar dari teknik routing di Internet. Untuk memahami ini semua kemampuan matematika khususnya matematika boolean, atau matematika binary akan sangat membantu memahami konsep routing Internet. Contoh pertanyaan yang sering dilontarkan,

  • Mengapa kita memilih IP address 192.168.1.5?
  • Mengapa subnet mask yang digunakan 255.255.255.224? mengapa bukan angka lain?
  • Mengapa network address 167.205.10.0?
  • Mengapa broadcast address-nya 202.159.32.15?
  • Dll.

Bagaimana menentukan semua alamat-alamat tersebut? Hal tersebut yang akan dicoba dijelaskan secara sederhana dalam tulisan ini.


Kalkulator - Alat bantu yang dibutuhkan


Untuk memudahkan kehidupan anda, ada baiknya menggunakan fasilitas kalkulator yang ada di Windows. Di Windows 98 dapat di akses melalui Start à Programs à Accessories à Calculator.
Calculator yang standar memang sulit digunakan untuk membantu kalkulasi biner, oleh karena itu pilih View à Scientific untuk memperoleh tampilan kalkulator scientifik yang dapat digunakan untuk perhitungan biner.


Dengan cara memindah mode operasi ke bin, maka nilai yang ada akan berubah menjadi binary. Pada gambar contoh diperlihatkan nilai awal 15 desimal, di pindahkan menjadi 1111 binary.


Aljabar Boolean


Aljabar boolean adalah teknik menghitung dalam bilangan binary 101010111 dsb. Proses konversi dari desimal ke binary sudah tidak perlu kita pikirkan lagi karena sudah dibantu menggunakan kalkulator yang ada di Windows 98.

Dari sekian banyak fungsi yang ada di aljabar boolean, seperti and, or, xor, not dll., untuk keperluan teknik routing di Internet, kita hanya memerlukan fungsi “dan” atau “and”. Contoh,

            1 and 1            = 1
            1 and 0 = 0
            0 and 1 = 0
            0 and 0 = 0

atau yang lebih kompleks

            11001010.10011111.00010111.00101101
di AND dengan
            11111111.11111111.11111111.00000000
menjadi
11001010.10011111.00010111.00000000

Tidak percaya? Coba saja masukan angka-angka di atas ke kalkulator Windows, anda akan memperoleh hasil persis seperti tertera di atas. Pusing? Mari kita konversikan bilangan binary di atas menjadi bilangan desimal supaya anda tidak terlalu pusing melihat angka 10101 dsb. Dalam notasi desimal, kalimat di atas menjadi,

            202.159.23.45
di AND dengan
            255.255.255.0
menjadi
            202.159.23.0

Cukup familiar? Coba perhatikan nilai-nilai alamat IP yang biasa kita masukan di Start à Settings à Control Panel à Network à TCP/IP Properties.

Kalau kita perhatikan baik-baik maka panjang sebuah alamat IP adalah 32 bit, yang dibagi dalam empat (4) segmen yang di beri tanda titik “.” antar segmen-nya. Artinya setiap segmen terdapat delapan (8) bit.




Alokasi jumlah alamat IP di Jaringan


Teknik subnet merupakan cara yang biasa digunakan untuk mengalokasikan sejumlah alamat IP di sebuah jaringan (LAN atau WAN). Teknik subnet menjadi penting bila kita mempunyai alokasi IP yang terbatas misalnya hanya ada 200 IP yang akan di distribusikan ke beberapa LAN.

Untuk memberikan gambaran, misalkan kita mempunyai alokasi alamat IP dari 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255 untuk 254 host, maka parameter yang digunakan untuk alokasi adalah:
           
            192.168.1.255 – broadcast address LAN
            255.255.255.0 -  subnet mask LAN
            192.168.1.0 – netwok address LAN.
192.168.1.25 – contoh IP address salah satu workstation di LAN.

Perhatikan bahwa,

  • Alamat IP yang pertama 192.168.1.0 tidak digunakan untuk workstation, tapi untuk menginformasikan bahwa LAN tersebut menggunakan alamat 192.168.1.0. Istilah keren-nya alamat IP 192.168.1.0 di sebut network address.

  • Alamat IP yang terakhir 192.168.1.255 juga tidak digunakan untuk workstation, tapi digunakan untuk alamat broadcast. Alamat broadcast digunakan untuk memberikan informasi ke seluruh workstation yang berada di network 192.168.1.0 tersebut. Contoh informasi broadcast adalah informasi routing menggunakan Routing Information Protocol (RIP).

  • Subnet mask LAN 255.255.255.0, dalam bahasa yang sederhana dapat di terjemahkan bahwa setiap bit “1” menunjukan posisi network address, sedang setiap bit “0” menunjukan posisi host address.

Konsep network address & host address menjadi penting sekali berkaitan erat dengan subnet mask. Perhatikan dari contoh di atas maka alamat yang digunakan adalah

192.168.1.0          network address
192.168.1.1          host ke 1
192.168.1.2          host ke 2
192.168.1.3          host ke 3
……
192.168.1.254 host ke 254
192.168.1.255 broacast address

Perhatikan bahwa angka 192.168.1 tidak pernah berubah sama sekali. Hal ini menyebabkan network address yang digunakan 192.168.1.0. Jika diperhatikan maka 192.168.1 terdiri dari 24 bit yang konstan tidak berubah, hanya delapan (8) bit terakhir yang berubah memberikan identifikasi mesin yang mana. Tidak heran kalau netmask yang digunakan adalah

(binary)            11111111.11111111.11111111.00000000
(desimal)         255.255.255.0.

Walaupun alamat IP workstation tetap, tapi netmask yang digunakan di masing-masing router akan berubah-ubah tergantung posisi router dalam jaringan. Bingung? Mari kita lihat analogi di jaringan telepon yang biasa kita gunakan sehari-hari, misalnya kita mempunyai nomor telepon yang dapat di telepon dari luar negeri dengan nomor,

            +62 21 420 1234

Lokasi nomor telepon tersebut di Jakarta, dengan sentral sekitar senen & cempaka putih. Kita perhatikan perilaku sentral telepon di tiga lokasi

1.                  Sentral di Amerika Serikat
2.                  Sentral di Indosat Jakarta
3.                  Sentral telepon di Telkom Jakarta Gatot Subroto
4.                  Sentral telepon di Senen, Cempaka Putih.

Pada saat kawan kita di amerika serikat akan menghubungi rekannya di Jakarta dengan nomor +62 21 420 1234.

Pada sentral di Amerika Serikat, hanya memperhatikan dua digit pertama (+62), setelah membaca angka +62 tanpa memperdulikan angka selanjutnya maka sentral di Amerika Serikat akan menghubungi gerbang SLI di Indosat Jakarta untuk memperoleh sambungan. Perhatikan di sini netmask di sentral amerika serikat untuk jaringan di Indonesia hanya cukup dua digit pertama, selebihnya di anggap host (handset) di jaringan telepon Indonesia yang tidak perlu di perdulikan oleh sentral di Amerika Serikat.

Pada sentral Indosat Jakarta, berbeda dengan sentral di Amerika Serikat, akan memperhatikan dua digit selanjutnya (jadi total +62 21). Dari informasi tersebut sentral indosat mengetahui bahwa trafik tersebut untuk Jakarta dan akan meneruskan trafik ke sentral Telkom di Jl. Gatot Subroto di Jakarta. Perhatikan sekarang netmask menjadi empat (4) digit.

Pada sentral Telkom di Gatot Subroto Jakarta akan  melihat tiga (3) digit selanjutnya (+62 21 420). Dari informasi tersebut maka sentral Telkom Gatot Subroto akan meneruskan trafik ke sentral yang lebih rendah kemungkinan di Gambir atau sekitar Senen. Perhatikan sekarang netmask menjadi tujuh (7) digit.

Pada sentral terakhir di Gambir atau Senen, akan dilihat pelanggan mana yang di tuju yang terdapat dalam empat digit terakhir (1234). Maka sampailah trafik ke tujuan. Nomor pelanggan kira-kira ekuivalen dengan host address di jaringan Internet.

Mudah-mudahan menjadi lebih jelas fungsi netmask. Secara sederhana netmask digunakan untuk memisahkan antara network address & host address untuk memudahkan proses routing di jaringan Internet. Dengan adanya netmask kita tidak perlu memperhatikan seluruh alamat IP yang ada, tapi cukup memperhatikan segelintir network address saja.

Beberapa contoh network address di Internet di Indonesia, dapat dengan mudah mengidentifikasi ISP atau pemilik jaringan tersebut, misalnya,

202.134.0.0          telkom.net
202.154.0.0     rad.net.id
202.159.0.0          indo.net.id
202.158.0.0          cbn.net.id
167.205.0.0          itb.ac.id

terlihat jelas bahwa terdapat sebuah struktur penomoran, terlihat sekali bahwa IP address dengan awalan 202 umumnya ISP dari Indonesia yang di alokasikan oleh penguasa IP di Internet seperti www.icann.org. Dengan teknik ini sebetulnya dari Internet untuk mengarah ke Indonesia cukup melakukan masking dengan mask

            255.0.0.0

karena delapan (8) bit pertama yang perlu di mask. Biasanya pada router dapat juga di tulis dengan kalimat

            202.159.0.0/8

ada slash /8 di belakang IP address menandakan bahwa cukup delapan (8) bit pertama yang perlu diperhatikan.

Selanjutnya untuk mengarahkan paket data ke jaringan internal di IndoNet (indo.net.id), maka masking pada router di IndoNet atau berbagai ISP di Jakarta adalah

            255.255.0.0

atau pada router tersebut dapat digunakan routing ke arah

            202.159.0.0/16

perhatikan sekarang slash yang digunakan adalah slah 16 (/16), artinya cukup diperhatikan 16 bit saja dari total 32 bit IP address yang ada.

Selanjutnya mengarahkan paket ke PT. Antah Berantah yang memiliki sambungan leased line di IndoNet, pada router di IndoNet dapat digunakan masking yang tidak terlalu normal misalnya

            255.255.255.240

atau dapat digunakan pengalamatan

            202.159.12.0/24

artinya router harus memperhatikan 24 bit pertama dari IP address.




Sintaks Penambahan Route


Setelah kita mengetahui pola fikir routing pada Internet, maka langkah selanjutnya yang perlu kita tahu adalah cara menambahkan route pada tabel route di komputer. Hal ini tidak terlalu sukar, perintah yang dapat digunakan adalah

            C:> route         (di Windows)

            # route             (di Linux)


di Windows format penambahan route tersebut sangat sederhana yaitu

            C:> route add 202.159.0.0 netmask 255.255.0.0 192.168.0.1 metric 3

Di Linux format-nya dapat menjadi

            # route add –net 202.159.0.0/16 gw 192.168.0.1 metric 3

Dimana 202.159.0.0 adalah network address (dapat juga kalau dibutuhkan kita memberikan routing ke sebuah host); 255.255.0.0 atau /16 adalah netmask yang digunakan; 192.168.0.1 adalah gateway yang digunakan; metric 3 menandakan prioritas routing, yang dapat dikosongkan saja.

Untuk melihat tabel routing di komputer kita dapat dilakukan dengan perintah

            C:> netstat –nr                        (di Windows)
            C:> route print                        (di Windows)

            # netstat –nr                (di Linux)
            # route                         (di Linux)

Tentunya akan pusing kepala jika kita beroperasi pada jaringan yang kompleks. Sebaiknya kita menggunakan teknik routing yang automatis. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah di Linux dengan menjalankan software seperti

            # routed
atau
            # gated

software routing seperti ini mungkin ada di Windows NT atau Windows 2000, tapi tidak pada Windows 98.

Selasa, 20 September 2011

METODE PENGAJARAN MENYIMAK



METODE PENGAJARAN MENYIMAK
(Suatu Pengantar)
A. Pengantar
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  menyimak diartikan sebagai
mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang
(Depdikbud, 1995 : 941). Istilah ini sedikit berbeda dengan mendengar yang berarti (1)
dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga (2) mendapat kabar (3) telah
mendengarkan (4) menurut ; mengindahkan ; mendengarkan (Depdikbud, 1995 : 222).
Dari dua pengertian ini saja kita dapat melihat adanya perbedaan antara mendengar dan
menyimak. Dalam bahasa Inggris, padanan kata mendengar adalah  to hear, sedangkan
padanan kata menyimak adalah to listen, atau dalam bentuk  gerund-nya masing-masing
hearing dan listening (Tarigan, 1994 : 27). Dengan kata lain, menyimak dapat dikatakan
sebagai suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1994 : 28).
Dalam bidang pengajaran bahasa Jepang, pelajaran atau matakuliah  menyimak
sering disebut  chookai. Di dalam keterampilan berbahasa,  chookai memiliki kesamaan
dengan dokkai (membaca) dimana kedua-duanya bersifat reseptif atau bersifat menerima
informasi dari suatu sumber. Selain memiliki persamaan, di antaranya juga terdapat
perbedaan dimana  chookai menerima informasi dari suatu sumber secara lisan dari
kegiatan berbicara sedangkan dokkai menerima informasi dari suatu sumber tulisan dari
kegiatan menulis. Beberapa perbedaan  chookai dengan  dokkai lainnya adalah sebagai
berikut (Toshiko, 1996 : 171-172).
Dokkai   Chookai
1.Dapat membaca berulang-ulang karena   1.Bunyi suara dalam sekejap akan lenyap.
hurufnya sudah ditetapkan pada kertas.      Sebatas tidak direkam, tidak dapat2
mendengar secara berulang-ulang.
2. Pada waktu yang sama ada kemung-   2. Sulit untuk melakukan perbandingan
kinan untuk melakukan perbandingan      antar bagian.
antar bagian.
3. Menggunakan ragam tulisan.     3. Menggunakan ragam lisan. Banyak
menggunakan bentuk pelesapan.
4. Akhir kalimat ditandai dengan pungtuasi.     4. Tidak memakai pungtuasi dan harus
menangkap atau memahami struktur
kalimat.
5. Kalau memiliki pengetahuan kanji,    5. Mendapat gangguan dari sistem bunyi
maka dapat menangkap arti dengan         suara bahasa ibu.
bantuan kanji.
6. Bentuk kalimatnya ditentukan dalam   6. Besar sekali perbedaan antar indivudu
bentuk desu-masu atau dalam bentuk       dalam kemampuan membedakan bunyi
de aru.       suara.
7. Harus dapat membedakan homonim.
8. Unsur-unsur yang dimiki pembicara
seperti dialek, logat, kecepatan
berbicara memberikan pengaruh
terhadap pemahaman.
B. Beberapa Keterampilan untuk Kegiatan Menyimak
Terdapat beberapa keterampilan yang penting untuk dimiliki sebagai syarat untuk
melaksanakan kegiatan menyimak. Keterampilan-keterampilan  yang dimaksud antara
lain sebagai berikut :
1. Kemampuan mengidentifikasi bunyi suara.
2. Kemampuan mengidentifikasi komponen-komponen kebahasaan seperti kata, dan
sebagainya.
3. Kemampuan untuk memahami maknanya dengan cara menghubungkan bunyi
yang didengar dengan kata-kata yang sudah diketahui. Terutama kemampuan 3
untuk memperkirakan arti kata yang belum diketahui dari konteks sebelum dan
sesudahnya.
4. Kemampuan untuk memahami arti secara gramatikal.
5. Kemampuan menangkap intisari
- Menangkap intisari peralinea.
- Kemampuan memperkirakan alur alinea berikutnya.
6. Kemampuan membuat catatan-catatan sambil mendengar.
Kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan di atas pada dasarnya
merupakan tujuan pengajaran menyimak. Dari beberapa hasil penelitian yang dapat
terhimpun hingga sekarang ini dapat diketahui bahwa tampaknya dalam hal menyimak
bunyi-bunyi suara cukup mudah. Sebaliknya, dalam memahami arti kelihatannya sulit
walaupun dalam pola-pola kalimat tingkat dasar. Terutama terlihat kecenderungan
dimana mereka bisa menangkap bunyi yang ada pada akhir kalimat. Oleh karena itu, ada
tidaknya pengetahuan kosakata cukup berpengaruh terhadap keterampilan menyimak.
Berdasarkan pengamatan Ishida Toshiko, siswa yang mempunyai latar belakang huruf
kanji, walaupun mereka melakukan kesalahan pada waktu menyimak bunyi suara, namun
kalau disuruh mencocokkannya dengan huruf kanji, maka mereka akan menuliskan katakata dengan benar. Dari kenyataan ini terlihat bahwa kemampuan kanji menyokong
kemampuan menyimak (disarikan dari Toshiko, 1996 : 174 – 175). Jadi dengan demikian
sekali lagi disimpulkan di sini bahwa untuk kegiatan menyimak diperlukan beberapa
pengetahuan seperti pengetahuan tentang bunyi suara, kosakata, gramatika, struktur
wacana, dan sebagainya dan beberapa keterampilan seperti keterampilan-keterampilan
mengidentifikasi bunyi suara, menyimak kata dengan benar, membuat prediksi-prediksi
(untuk akhir kalimat, pengembangan, dan isi), menyimak intisari, dan menyimak selektif.
C. Cara-Cara Pengajaran Keterampilan Menyimak
1. Menyimak Selektif  (sentakuteki kikitori)
Di dalam wacana lisan yang sebenarnya, jarang terdapat wacana yang sempurna
yang sudah dipersiapkan sebelumnya sebagaimana layaknya sebuah siaran berita.
Sebagian besar bahasa lisan tersusun dari komponen-komponen  yang benar-benar sulit
dipahami karena di dalamnya sering terdapat pengulangan-pengulangan, kesalahan-4
kesalahan secara gramatikal, penyisipan isi yang terlepas dari inti permasalahan, dan
sebagainya. Sehubungan dengan hal itu perlu sekali keterampilan menyimak informasiinformasi penting secara selektif dengan cara mendengarkan materi sambil
mempertimbangkan apakah bagian yang sedang didengar itu merupakan informasi
penting, perlu didengar, atau tidak perlu didengar sesuai dengan tujuan menyimak yang
telah ditetapkan. Untuk mengetahui apakah bagian itu penting atau tidak, maka harus
menyimaknya sambil menduga-duga bagian yang sedang didengar itu berada di posisi
mana di dalam struktur wacana secara keseluruhan, berada pada bagian pendahuluan, isi
wacana, ilustrasi, kesimpulan, dan sebagainya. Untuk itu, tanda-tanda wacana yang
mendahulukan konjungsi akan menjadi patokan yang sangat penting. Misalnya, manakala
susunan wacana mengalami perubahan yang cukup besar, maka aktifitas-aktifitas
nonkebahasaan seperti menghentikan pembicaraan dalam waktu yang agak lama,
mengambil sikap yang baik, berdehem, dan sebagainya acap kali menjadi ciri-ciri wacana
lisan. Selain itu, ungkapan-ungkapan seperti “Ee, dewa, … ni susumimasu” atau “Sate,
kokode … ni tsuite toriagetai to omoimasu” merupakan penanda yang menerangkan
bahwa mulai bagian itu alinea akan berubah. Begitu juga pada saat bergurau atau pada
saat menyisipkan isi yang tidak ada hubungannya dengan isi wacana, biasanya hal itu
dapat diketahui dari nada suaranya, arah penglihatan, perubahan air muka, dan
sebagainya.
2. Menyimak Intisari (tai’i no kikitori)
Di dalam cara pengajaran keterampilan menyimak perlu juga cara menyimak
yang dilakukan untuk memperoleh pokok-pokok, garis besar, ikhtisar, atau intisari dari
serangkaian  kalimat atau wacana lisan tanpa terpaku pada bagian-bagian kecil. Untuk
mengajarkan keterampilan ini, sebagaimana yang ditunjukkan dalam contoh di bawah ini,
guru harus memulai melatih kegiatan menyimak setelah memberi penjelasan agar siswa
melakukan kegiatan menyimak dengan memusatkan perhatian pada intisari wacana
tersebut. Misalnya :
1. berita kecelakaan  siapa – kenapa – bagaimana
2. interviu  apa jawaban pertanyaannya
3. setuju atau tidak  terhadap masalah itu, pembicara setuju, menentang,5
atau setuju dengan syarat.
4. saran  apa isi sarannya.
5. pendirian/pendapat  terhadap masalah tersebut katanya harus bagaimana
Pada saat tersebut guru perlu menekankan bahwa siswa harus memusatkan
perhatian pada pemahaman intisari dan proses kegiatan menyimak dilakukan tanpa
memperhatikan kata-kata yang tidak dipahami atau informasi-informasi kecil.
Selain itu guru juga menyuruh siswa agar memperhatikan kata-kata kunci atau
ungkapan-ungkapan penting sebagai cara yang sangat efektif sebagai persiapan untuk
kegiatan menyimak intisari. Setelah kegiatan mendengar yang pertama, guru menegaskan
kata-kata kunci atau ungkapan-ungkapan penting dengan cara melakukan tanya jawab
atau menyuruh menuliskannya di lembaran task sheet, lalu pada kegiatan menyimak yang
kedua kalinya bisa saja guru memberikan latihan membaca dengan memusatkan
perhatian pada intisari cerita.
3. Dikte (komakai naiyoo o kikitoru)
Yang dimaksud dikte (dictation) di sini sama dengan istilah kakitori dalam bahasa
Jepang. Kakitori bisa berarti (1) menyalin, (2) menulis huruf, kata-kata, atau wacana yang
dibacakan secara tepat, (3) mencatat ceramah atau sesuatu yang dibaca dengan keras
(Haruhiko, 1989 : 328). Dengan kata lain, kakitori merupakan kegiatan belajar mengajar
bahasa Jepang yang terfokus pada kegiatan menulis secara langsung mengenai materi
yang sudah dibacakan, diucapkan, atau yang sudah diperdengarkan melalui kaset
rekaman. Walaupun kegiatan siswa menulis namun dimaksudkan untuk menekankan
pada pengajaran keterampilan menyimak. Tujuan  utamanya adalah agar siswa terampil
dalam kegiatan menyimak dan dapat menuliskan materi yang sudah disimaknya itu.
Untuk menyelenggarakan kegiatan  kakitori tentu saja harus terlebih dulu
mempertimbangkan tingkat  kemampuan siswa. Kegiatannya dapat diselenggarakan  dari
materi yang mudah seperti kata-kata atau kalimat-kalimat sederhana lalu sacara bertahap
menuju kalimat atau wacana yang lebih kompleks seperti acara-acara (misalnya berita)
TV atau radio. Setelah guru mendikte (teks menyimak dapat berupa monolog atau
dialog), lalu langsung memberikan kunci jawaban. Hal ini akan bermanfaat agar siswa
secara langsung menyadari ketepatan atau kesalahan yang sudah didengarnya dan 6
dituangkannya ke dalam bentuk tulisan. Kunci jawaban dari guru bisa ditunjukkan
melalui lembaran fotocopi yang dibagikan atau menggunakan kertas transparansi melalui
OHP. Atau bisa juga dengan cara menyuruh beberapa orang menuliskan hasil
pekerjaannya di papan tulis lalu guru menunjukkan kesalahan-kesalahannya secara
klasikal.
Cara seperti ini hampir sama dengan teknik dictogloss yang ditunjukkan Furqanul
Azies (1996 : 85). Dia menyebutkan bahwa teknik lain dalam pengajaran menyimak yang
masih tergolong komunikatif adalah  dictogloss. Dalam teknik ini guru membacakan
sebuah wacana singkat kepada siswa dengan kecepatan normal dan siswa diminta
menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerjasama dalam
kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana dengan mendasarkan kepada
serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip dengan teknik dikte
tradisional. Ada empat tahap dalam teknik dictogloss.
1. Persiapan. Pada tahap ini, guru mempersiapkan siswa untuk menghadapi teks
yang akan mereka dengar dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mendiskusikan gambar stimulus, dengan membahas kosakata, dengan
meyakinkan bahwa siswa tahu apa yang harus dilakukan, dan dengan meyakinkan
bahwa siswa ada pada kelompok yang sesuai.
2. Dikte. Pembelajar mendengarkan dikte dua kali. Pertama, mereka hanya
mendengar dan mendapatkan gambaran umum teks tersebut. Kedua, mereka
membuat catatan, dengan dimotivasi hanya untuk mencatat kata-kata isi yang
nantinya akan membantu mereka merekonstruksi teks. Untuk alasan konsistensi,
lebih baik siswa mendengarkan teks tersebut melalui tape recorder bukan dari teks
yang dibacakan guru.
3. Rekonstruksi. Pada akhir dikte, pembelajar mengumpulkan catatan-catatan dan
menyusun kembali teks versi mereka. Selama tahap ini perlu diingat bahwa guru
tidak memberikan masukan bahasa pada siswa.
4. Analisis dan  koreksi. Ada berbagai cara untuk menangani tahap ini. Pertama,
setiap teks versi siswa bisa ditulis pada papan tulis atau ditayangkan melalui
overhead proyektor (OHP). Kedua, teks bisa diperbanyak dan dibagi-bagikan 7
kepada semua siswa. Ketiga, siswa bisa membandingkan versi mereka dengan
teks asli, kalimat demi kalimat.
D. Proses Pengajaran Menyimak
Menyimak merupakan aktifitas kebahasaan yang sering dianggap sulit dimana
mengharuskan penyimak memahami serangkaian bunyi suara yang mengalir secara
sepihak.  Jadi apabila seseorang secara tiba-tiba disuruh mendengarkan kaset rekaman
yang tidak diketahui sebelumnya tanpa memiliki latar belakang pengetahuan apa pun,
maka tidak hanya siswa yang belajar bahasa Jepang, siapa pun pasti akan merasa
bingung. Di dalam kegiatan menyimak dalam kehidupan sehari-hari yang sebenarnya
biasanya penyimak sudah memiliki kesadaran sehubungan dengan tujuan menyimak
misalnya mau mendengarkan ceramah atau mau menegaskan jadwal keberangkatan
kereta api. Selain itu biasanya sudah ada semacam persiapan tentang isi informasi yang
dicari itu. Yang dimaksud persiapan di sini adalah situasi yang mengaktifkan latar
belakang pengetahuan seperti struktur buku teks atau kosakata mengenai wacana
(ceramah, siaran pemberitahuan, dan sebagainya) tersebut. Dengan bantuan persiapan
seperti itu maka terjadilah proses menyimak. Oleh karena itu, di dalam pengajaran
menyimak yang dilakukan di dalam kelas dengan cara menjawab pertanyaan setelah
mendengarkan kaset yang diberikan guru tanpa mengetahui tujuan menyimak secara jelas
maka pada akhirnya akan tercipta kegiatan yang jauh dari aktifitas menyimak yang
sesungguhnya. Proses pengajaran menyimak biasanya dibagi menjadi tiga tahapan, yakni
tahap pra kegiatan, tahap kegiatan utama, dan tahap pasca kegiatan.
1. Tahap Pra Kegiatan (Kegiatan Pendahuluan)
Sebagai kegiatan pendahuluan yang bertujuan untuk mendekatkan kegiatan
terhadap aktifitas menyimak yang sesungguhnya, maka perlu mengaktifkan pengetahuan
latar belakang tentang isi materi. Hal itu bisa dilakukan guru dengan cara menjelaskan isi
materi yang akan diperdengarkan, siswa membaca artikel yang relevan, melihat foto atau
gambar, atau guru menerangkan pengetahuan latar belakang yang dianggap penting. Di
dalam proses itu, diperkenalkan juga kata-kata kunci yang dianggap penting serta
kosakata yang relevan. Tetapi walaupun demikian kita tidak perlu memperkenalkan
semua kata yang ada di dalam buku teks. Yang sangat penting, pada tahap ini dilakukan 8
usaha-usaha untuk meningkatkan minat siswa serta berbagai usaha untuk mengadakan
persiapan  kegiatan menyimak.
Kegiatan pendahuluan penting lainnya adalah guru menjelaskan `apa yang akan
didengar pada waktu itu dan untuk apa kegiatan mendengar itu dilakukan„. Kalau
pengajaran itu dilaksanakan pada tingkat dasar  dengan tujuan `untuk memperoleh
informasi penting‟, maka guru harus menjelaskan tujuan menyimak `siapa, dalam situasi
apa, dan melakukan apa‟. Misalnya, `oleh karena pelaku akan menelepon beberapa salon
kecantikan, maka para siswa diharapkan dapat mendengar dan memahami waktu dan hari
kerja salon tersebut. Selanjutnya, para siswa diberi kesempatan untuk mengaktifkan lagi
latar belakang pengetahuannya tentang kosakata dan ungkapan-ungkapan yang
menyatakan waktu atau jam kerja yang biasa pada umumnya. Hal ini dilakukan siswa
sebagai cara untuk melakukan kegiatan menyimak dengan memusatkan perhatian pada
bagian-bagian penting di dalam seluruh kegiatan. Untuk itulah kegiatan menyimak ini
dimulai.
2. Tahap Kegiatan Utama (Kikitori dan Task)
Dalam kegiatan ini guru menyuruh siswa mendengarkan media audio seperti kaset
rekaman, video, suara asli, dan sebagainya. Cara menyuruh mendengarkannya, seperti
berapa kali mendengarnya, mendengar terus menerus dari awal sampai akhir, atau
menyuruh mendengar sambil menghentikan rekaman/ucapan pada bagian-bagian tertentu
yang telah ditetapkan, hal ini berbeda-beda tergantung pada tingkat kemampuan siswa,
banyaknya materi, tujuan menyimak, dan sebagainya. Sehingga untuk itu guru harus
mempertimbangan atau memberikan kategasan secara tepat mengenai kelas yang
dipegangnya. Berikut akan diberikan beberapa model pengajarannya untuk dijadikan
acuan :
a. Pertama-tama guru menyuruh siswa mendengarkan materi dari awal sampai akhir
tanpa mencatat apa pun di dalam buku catatannya, lalu guru menanyakan intisari
atau garis besar materi tersebut. Lalu guru melakukan penegasan dan  feedback
terutama tentang point-point yang ingin diperdengarkan (isi materi, kata-kata
kunci, ungkapan-ungkapan, dan sebagainya) melalui task atau jawaban-jawaban
dengan cara memperdengarkan materi sekali lagi dengan cara menghentikan 9
materi sedikit demi sedikit sesuai dengan yang telah ditetapkan guru sebelumnya.
Lalu pada kegiatan terakhir siswa sekali lagi disuruh mendengarkan materi
sekaligus dari awal hingga akhir.
b. Cara yang kedua bisa dilakukan dengan cara sebelum kegiatan guru menentukan
suatu tujuan tertentu yang terpusat pada task, lalu guru menyuruh siswa
mendengarkan materi untuk menyelesaikan atau untuk mencapai tujuan tersebut.
Sambil mendengarkan materi yang disediakan guru, siswa mengisikan informasiinformasi penting pada  task sheet yang telah dibagikan guru  (task listening)
sesuai dengan tujuan kegiatan menyimak tersebut. Misalnya siswa menggambar
urutan jalan dengan tanda garis sesuai dengan materi dialog tentang cara
menerangkan jalan untuk menuju suatu tempat tujuan.
c. Pada pengajaran menyimak dengan menggunakan materi suatu drama, pengajaran
dapat dilakukan dengan cara wacana yang diperdengarkan kepada siswa
dihentikan pada setiap bagian penting, lalu guru menyuruh siswa memprediksi
kata-kata atau pengembangan berikutnya misalnya dengan petunjuk konjungsi,
lalu guru melanjutkan pada bagian berikutnya.
Pengajaran menyimak dengan cara yang mana pun (baik dengan cara a, b,
maupun c.) pada prinsipnya guru secara langsung menyelenggarakan  feed back dan
penegasan kebenaran task yang dikerjakan siswa.
3. Tahap Pasca Kegiatan (feed back dan kegiatan secara terpadu).
Pada kegiatan akhir ini diadakan tanya jawab tentang isi materi yang barusan
diperdengarkan,  siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan kesan-kesannya, atau
menyimpulkan dari sudut isi materi. Lalu guru mengadakan penjelasan atau kesimpulan
akhir dengan cara menggunakan lembaran foto copy yang berisi aspek-aspek tatabahasa,
ungkapan-ungkapan, keterampilan atau starategi menyimak
DAFTAR PUSTAKA
Azies, Furqanul & A. Chaedar Alwasilah
1996 Pengajaran Bahasa Komunikatif – Teori dan Praktek, Rosdakarya, Bandung.
Depdikbud10
1995    Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Haruhiko, Kindaichi, dkk.
1989    Nihongo Daijiten, Kodansha, Tokyo.
Tarigan, Henry Guntur
1994    Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Angkasa, Bandung.
Toshiko, Ishida
1996 Nihongo Kyoojuhoo, Taishuukan Shoten, Tokyo.